Pembelajaran Berdiferensiasi untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
“Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik, Bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin.”
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran
yang dirancang/dibuat dan dilaksanakan oleh guru berdasarkan kebutuhan murid. Hal
ini terkait dengan rancangan pembelajaran yang meliputi tujuan pembelajaran
yang didefinisikan secara jelas, menyesuaikan rencana pembelajaran untuk
memenuhi kebutuhan belajar murid, contoh menggunakan sumber, cara dan penugasan
yang berbeda, menciptakan lingkungan belajar yang membuat murid ingin belajar
dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar, dan guru juga memastikan untuk
setiap murid di kelas tahun akan selalu ada dukungan untuk mereka sepanjang
prosesnya. Guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan
adanya fleksibilitas, tetapi juga struktur yang jelas, sehingga walaupun murid
mealakukan kegiatan yang berbeda, kelas dapat berjalan secara efektif, dan guru
dapat menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif,
untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan dan murid mana yang
lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan, sehingga murid mendapatkan
pembelajaran yang sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.
Pembelajaran berdiferensiasi dilakukan
berdasarkan pemenuhan kebutuhan belajar murid, hal ini terdiri dari tiga aspek,
yaitu
1.
Kesiapan belajar (readiness)
Kesiapan belajar mempertimbangkan tingkat kesiapam murid, dan akan
membawa muird keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar
yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi yang
baru. Dalam kesiapan belajar murid. Ada banyak cara untuk membedakan kesiapan
belajar. Menurut Tomlinson (2001:46) mengatakan bahwa merancang pembelajaran
berdiferensiasi mirip dengan tombol equalizer
pada stereo atau pemutar CD. Guru harus mampu menyesuaikan “tombol” tersebut
dengan tepat untuk berbagai kebutuhan murid akan menyamakan peluang merekan
untuk mendapatkan materi, jenis kegiatan, dan menghasilkan produk belajar yang
tepat di dalam kelas.
Tombol-tombol dalam equalizer
mewakili beberapa perspektif kontinum yang dapat digunakan untuk menentukan
tingkat kesiapan murid. Kesiapan belajar murid bukanlah tentang tingkat
intelektualitas (IQ). Hal ini lebih kepada informasi tentang apakah pengetahuan
atau keterampilan yang dimiliki murid, sesuai dengan keterampilan atau
pengetahuan baru yang akan diajarkan. Adapun tujuan melakukan
identifikasi atau pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan
belajar adalah untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran,
sehingga dipastikan murid terpenuhi kebutuhan belajarnya.
2.
Minat murid
Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid
untuk dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran, maka memahami kedua
perspektif tentang minat di atas akan membantu guru untuk dapat
mempertimbangkan bagaimana ia dapat mempertahankan atau menarik minat
murid-muridnya dalam belajar. Murid juga memiliki minat sendiri yang
berbeda-beda, dengan menjaga minat murid tetap tinggi, diharapkan dapat
meningkatkan kinerja murid. Pembelajaran berbasis minat dapat memperluas minat
murid yang sudah ada, tetapi juga membantu mereka menemukan minat baru.
3.
Profil belajar murid
Memetakan kebutuhan belajar berdasarkan profil belajar
murid adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara
natural dan efisien, setiap muris memiliki gaya belajar sendiri, kadang-kadang
kita sebagai guru tidak sengaja cenderung memilih gaya belajar kita sendiri,
padahal kita tahu bahwa setiap murid memilki profil belajar sendiri, dan guru
harus memiliki kesadaran tentang ini agar dapat memvariasikan metode dan
pendekatan mengajar mereka.
Strategi
pemebelajaran berdiferensiasi terdiri dari tiga, yaitu :
1. Diferensiasi
konten
2. Diferensiasi
proses
3. Diferensiasi
produk
Lingkungan belajar yang dinamis dapat mendukung
pembelaran berdiferensiasi, dan dalam hal ini guru dapat mendukung tumbuhnya
lingkungan belajar, guru memiliki peran penting dalam membentuk suasana kelas
yang positif.
Memetakan kebutuhan belajar murid, tidak selalu
melibatkan sebuah kegiatan yang murid, guru memperhatikan dengan saksama hasil
penilaian formatif, perilaku murid atau terbiasa mendengarkan dengan baik murid-murid
kita biasanya akan lebih mudah mengetahui kebutuhan belajar murid-murid kita.
Pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi secara konsisten dan berkelanjutan dapat memenuhi kebutuhan belajar murid sehingga pembelajaran dapat berlangsung menyenangkan dan suasana yang tercipta juga akan menambah semangat belajar murid, dan jika hal ini juga didukung oleh lingkungan belajar yang nyaman sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Pembelajaran berdiferensiasi adalah salah satu cara untuk menciptakan merdeka belajar dan sesuai dengan filosofi KHD yaitu pendidikan sebagai tempat anak untuk mengembangkan diri dan pendidikan memberikan tntutan terhadap segala kodrat yang dimiliki anak agar ia memiliki keselamatan dan kebahagiaan, dan hal ini juga sejalan dengan tujuan pendidikan di Indonesia untuk menciptakan Profil Pelajar Pancasila, dan hal ini tentunya dapat didukung oleh guru yang dapat menjalankan nilai dan peran yang dimilikinya dengan baik dan tentunya guru juga harus memiliki visi untuk menciptakan kondisi merdeka belajar di kelasnya.
Sabtu, 26 Februari 2022 10.34 pm
Winda Boyusta Syofda Rajanin
Komentar
Posting Komentar