Pembelajaran Berdiferensiasi untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

“Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik, Bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin.” 

(Ki Hajar Dewantara)

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang dirancang/dibuat dan dilaksanakan oleh guru berdasarkan kebutuhan murid. Hal ini terkait dengan rancangan pembelajaran yang meliputi tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid, contoh menggunakan sumber, cara dan penugasan yang berbeda, menciptakan lingkungan belajar yang membuat murid ingin belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar, dan guru juga memastikan untuk setiap murid di kelas tahun akan selalu ada dukungan untuk mereka sepanjang prosesnya. Guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas, tetapi juga struktur yang jelas, sehingga walaupun murid mealakukan kegiatan yang berbeda, kelas dapat berjalan secara efektif, dan guru dapat menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan dan murid mana yang lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan, sehingga murid mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.

Pembelajaran berdiferensiasi dilakukan berdasarkan pemenuhan kebutuhan belajar murid, hal ini terdiri dari tiga aspek, yaitu

1.    Kesiapan belajar (readiness)

Kesiapan belajar mempertimbangkan tingkat kesiapam murid, dan akan membawa muird keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi yang baru. Dalam kesiapan belajar murid. Ada banyak cara untuk membedakan kesiapan belajar. Menurut Tomlinson (2001:46) mengatakan bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi mirip dengan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD. Guru harus mampu menyesuaikan “tombol” tersebut dengan tepat untuk berbagai kebutuhan murid akan menyamakan peluang merekan untuk mendapatkan materi, jenis kegiatan, dan menghasilkan produk belajar yang tepat di dalam kelas.

Tombol-tombol dalam equalizer mewakili beberapa perspektif kontinum yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesiapan murid. Kesiapan belajar murid bukanlah tentang tingkat intelektualitas (IQ). Hal ini lebih kepada informasi tentang apakah pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki murid, sesuai dengan keterampilan atau pengetahuan baru yang akan diajarkan.  Adapun tujuan melakukan identifikasi atau pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar adalah untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran, sehingga dipastikan murid terpenuhi kebutuhan belajarnya.

2.    Minat murid

Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran, maka memahami kedua perspektif tentang minat di atas akan membantu guru untuk dapat mempertimbangkan bagaimana ia dapat mempertahankan atau menarik minat murid-muridnya dalam belajar. Murid juga memiliki minat sendiri yang berbeda-beda, dengan menjaga minat murid tetap tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja murid. Pembelajaran berbasis minat dapat memperluas minat murid yang sudah ada, tetapi juga membantu mereka menemukan minat baru.

 

3.    Profil belajar murid

Memetakan kebutuhan belajar berdasarkan profil belajar murid adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien, setiap muris memiliki gaya belajar sendiri, kadang-kadang kita sebagai guru tidak sengaja cenderung memilih gaya belajar kita sendiri, padahal kita tahu bahwa setiap murid memilki profil belajar sendiri, dan guru harus memiliki kesadaran tentang ini agar dapat memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka.

 

Strategi pemebelajaran berdiferensiasi terdiri dari tiga, yaitu :

1.    Diferensiasi konten

2.    Diferensiasi proses

3.    Diferensiasi produk

Lingkungan belajar yang dinamis dapat mendukung pembelaran berdiferensiasi, dan dalam hal ini guru dapat mendukung tumbuhnya lingkungan belajar, guru memiliki peran penting dalam membentuk suasana kelas yang positif.

Memetakan kebutuhan belajar murid, tidak selalu melibatkan sebuah kegiatan yang murid, guru memperhatikan dengan saksama hasil penilaian formatif, perilaku murid atau terbiasa mendengarkan dengan baik murid-murid kita biasanya akan lebih mudah mengetahui kebutuhan belajar murid-murid kita.

 

Pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi secara konsisten dan berkelanjutan dapat memenuhi kebutuhan belajar murid sehingga pembelajaran dapat berlangsung menyenangkan dan suasana yang tercipta juga akan menambah semangat belajar murid, dan jika hal ini juga didukung oleh lingkungan belajar yang nyaman sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Pembelajaran berdiferensiasi adalah salah satu cara untuk menciptakan merdeka belajar dan sesuai dengan filosofi KHD yaitu pendidikan sebagai tempat anak untuk mengembangkan diri dan pendidikan memberikan tntutan terhadap segala kodrat yang dimiliki anak agar ia memiliki keselamatan dan kebahagiaan, dan hal ini juga sejalan dengan tujuan pendidikan di Indonesia untuk menciptakan Profil Pelajar Pancasila, dan hal ini tentunya dapat didukung oleh guru yang dapat menjalankan nilai dan peran yang dimilikinya dengan baik dan tentunya guru juga harus memiliki visi untuk menciptakan kondisi merdeka belajar di kelasnya.

Sabtu, 26 Februari 2022  10.34 pm

Winda Boyusta Syofda Rajanin



Komentar

Postingan Populer